Langsung ke konten utama

Mengapa Negeri Syariat tidak Bersyariat? Menjelaskan Anomali Sosial di Aceh

Aceh sebagai daerah yang berlaku syariat Islam namun marak muncul kasus yang mencoreng citra syariat. Tulisan berikut mencoba menganalisis persoalan kompleks ini, salah satunya adalah makin berjaraknya Islam dan syariat dari alam pikiran dan kesadaran generasi muda Aceh.  Tulisan ini merupakan tanggapan dari tulisan Putri Balqis Vilza berjudul Anomali Sosial dalam Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh yang ditulis di laman website kba13.com milik Prof. Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad. Putri coba mengangkat keresahannya mengenai maraknya angka bunuh diri pada mahasiswa, operasi tangkap tangan pasangan non muhrim, menjamurnya industri asusila, terjaringnya pasangan penyuka sesama jenis (Liwath/Musahaqah), sampai mewabahnya tindak kekerasan hingga pembunuhan yang terjadi di Aceh, padahal di Aceh berlaku Syariat Islam. Kamarruzzaman Bustamam Ahmad dalam salah satu artikelnya menyimpulkan bahwa kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: Lingkungan pertem...

Mewujudkan Kota Ramah Anak: Harapan tentang Banda Aceh

 



Sebagai seorang orang tua dengan dua orang anak, saya sangat berharap Banda Aceh sebagai tempat tinggal menjadi kota yang ramah anak dan ideal sebagai tempat tumbuh kembang yang layak. Setiap orang tua tentu berharap anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna. Kita tentu ingin anak-anak kita sehat secara fisik dan mental, berkarakter baik, dapat mengakses pendidikan yang layak dan juga dapat tumbuh dan berkembang kemampuan dan potensinya dengan fasilitas bermain dan belajar yang baik. 


Bermain adalah kata kunci bagi tiap anak. Setiap anak perlu mendapatkan hak bermain yang cukup dan layak. Bermain dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak, mulai dari kemampuan kognitif, sensorik, motorik dan lainnya. Secara psikologis, bermain memberikan kebahagiaan pada anak. Kebahagian anak di masa kecil mempengaruhi kualitas mental dan psikologisnya saat dewasa. Untuk itu, hak bermain setiap anak wajib dipenuhi.


Taman dan Arena Bermain untuk Anak


Setiap warga Banda Aceh mungkin tak asing dengan Taman Sari dan Lapangan Blang Padang. Kedua tempat ini lazimnya menjadi tujuan orang tua untuk mengajak anaknya bermain. Di kedua tempat ini, kita bisa menyaksikan banyak pedagang yang menwarkan permainan untuk anak. Mulai dari mobil remote control, permainan mewarnai, dan yang lain. Kedua tempat ini saya rasa cukup menyenangkan untuk dikunjungi sejauh ini. Namun bukan berarti cukup sampai disini kan?


Saya rasa dengan jumlah penduduk yang semakin bertambah, Banda Aceh perlu mempertimbangkan untuk membangun taman-taman lain yang menyediakan fasilitas bermain untuk anak. Saya pernah membawa anak-anak untuk bermain di kompleks Taman Sri Ratu Safiatuddin. Disitu terdapat sejumlah permainan seperti pelosotan, ayunan dan yang lain. Hanya saja fasilitas bermain disitu mungkin tidak semuanya masih bagus. Juga perlu perawatan dan perbaikan di beberapa fasilitas permainan yang sudah rusak.


Bagi saya, idealnya di tiap kecamatan, atau minimal di setiap dua kecamatan, terdapat taman yang menyediakan arena permainan anak. Saya rasa taman bermain anak ini akan jadi pilihan setiap orang tua untuk dikunjungi. Apalagi salah satu masalah terbesar pada anak saat ini adalah porsi bermain gadget yang berlebihan, hal ini tentunya berakibat buruk bagi anak. Dengan tersedianya taman bermain, tentu orang tua bisa mengalihkan penggunaan gadget pada anak yang berlebihan dengan permainan yang menyenangkan di taman bermain.


Perpustakaan Ramah Anak


Salah satu kunci kemajuan suatu negara adalah tingginya tingkat literasi. Tingkat literasi yang tinggi diukur melalui tingginya tingkat minat baca masyarakat tersebut. Indonesia jika dibandingkan dengan negara lain di dunia bisa dikatakan kalah saing dalam minat baca. Minat baca yang rendah juga berarti rendahnya kecerdasan dan kemampuan intelektual warga di suatu negara.


MInat baca yang tinggi harus dipupuk sejak dini. Semua orangtua berharap punya anak pintar, cerdas dan berpendidikan tinggi. Hal itu mustahil diwujudkan apabila minat baca tidak dibiasakan sejak awal. Salah satu cara untuk mendorong minat baca pada anak adalah dengan membiasakan anak untuk membaca buku-buku yang menarik dan edukatif. 


Mungkin tidak setiap orangtua punya kemampuan finansial untuk membeli banyak bacaan yang berkualitas bagi anak. Disini, peran pemerintah dituntut untuk menghadirkan perpustakaan umum yang punya area khusus anak yang memadai. Perpustakaan umum milik pemerintah perlu menyediakan beragam buku untuk anak dengan menyediakan koleksi yang jumlahnya memadai dan juga kontennya berkualitas. 


Untuk membuat anak tertarik  mengunjungi perpustakaan, area anak di perpustakaan perlu di dekorasi sebagus mungkin. Selain menyediakan buku untuk dibaca, juga perlu ada fasilitas bermain lainnya. Hal ini penting agar anak bisa membaca sembari bermain agar tidak bosan dan betah berada di pustaka.


Perpustakaan umum milik pemerintah juga penting untuk melakukan sosialisasi bagi masyarakat, khususnya orangtua, agar menjadikan pustaka sebagai tempat rekreasi keluarga. Saya percaya jika perpustakaan menjadi tren baru tempat rekreasi keluarga, generasi penerus kita pasti akan cerdas dan berkualitas.


Layanan Kesehatan di Kota Banda Aceh


Sejak dini hingga usia lima tahun, kami terbiasa membawa anak ke Posyandu di area tempat tinggal, baik untuk imunisasi maupun kontrol bulanan. Sejauh ini peran Posyandu di Banda Aceh dalam menjamin kualitas kesehatan anak sudah cukup baik. Namun bukan berarti sudah cukup sampai disitu. Mungkin banyak hal baru dan inovatif bisa dilakukan. Misalnya dengan pemberian suplemen dan makanan pendamping, edukasi soal Mpasi atau makanan pengganti ASI, home visit atau kunjungan ke rumah jika anak sakit, dan hal yang lain,


Salah satu yang menjadi penting, selain memberikan makanan untuk anak, adalah bagaimana pihak Posyandu dan ibu khususnya, bisa berdiskusi untuk membahas pola makan anak. Orangtua juga perlu diberikan edukasi terkait penanganan penyakit yang berpotensi diidap oleh anak dan cara-cara penanganan ketika anak sakit.


Saya juga pernah mengunjungi Puskesmas di kecamatan kami. Layanan Puskesmas di Banda Aceh umumnya sudah cukup baik. Pelayanan dan tindakan kesehatan, khususnya untuk anak, juga cukup baik. Jaminan terhadap pelayanan kesehatan yang baik ini sangat menentukan kualitas hidup kita di kota Banda Aceh.


***

Setidaknya beberapa hal di atas bisa menjadi pertimbangan kita tentang kota Banda Aceh yang ramah anak. Untuk itu selain pemerintah, saya rasa setiap warga Banda Aceh perlu punya visi dan tujuan yang sama tentang arah pembangunan kota Banda Aceh ke depan. Banda Aceh perlu berinvestasi di sektor pelayanan publik yang memberikan dampak bagi pembangunan manusia warganya, khususnya anak-anak yang akan menjadi generasi penerus di masa depan.


 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Posisi Perempuan dalam Kasus Komersialisasi Asmara dan Industri Asusila di Banda Aceh

  Ilmuwan sosial dan akademisi kenamaan Aceh, Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (KBA), dalam tulisan di laman pribadinya mengangkat tentang kasus “industri asusila” (prostitusi terselubung yang sedang marak) di Banda Aceh. Ia coba menyibak fenomena tersebut sebagai sebuah masalah atau patologi sosial di masyarakat kita sebagai sebuah hal yang meresahkan. Namun ada yang luput dari amatan KBA, bahwa perempuan-perempuan itu bukan semata subjek yang memilih dengan kesadaran penuh untuk menjadi pelaku asusila. Perempuan-perempuan tersebut juga bisa kita lihat sebagai korban dari konstruksi sosial-budaya yang dibentuk oleh pergeseran budaya massa di kalangan generasi muda, yang berakar pada kapitalisme dan budaya konsumerisme. Lewat tulisan ini saya coba mengangkat sebuah fenomena relasi paling natural antara laki-laki dan perempuan yang biasanya terikat dalam hubungan asmara, namun kini muncul varian hubungan asmara baru yang bertransformasi menjadi hubungan yang cenderung artifisial, direkat...

Mengapa Negeri Syariat tidak Bersyariat? Menjelaskan Anomali Sosial di Aceh

Aceh sebagai daerah yang berlaku syariat Islam namun marak muncul kasus yang mencoreng citra syariat. Tulisan berikut mencoba menganalisis persoalan kompleks ini, salah satunya adalah makin berjaraknya Islam dan syariat dari alam pikiran dan kesadaran generasi muda Aceh.  Tulisan ini merupakan tanggapan dari tulisan Putri Balqis Vilza berjudul Anomali Sosial dalam Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh yang ditulis di laman website kba13.com milik Prof. Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad. Putri coba mengangkat keresahannya mengenai maraknya angka bunuh diri pada mahasiswa, operasi tangkap tangan pasangan non muhrim, menjamurnya industri asusila, terjaringnya pasangan penyuka sesama jenis (Liwath/Musahaqah), sampai mewabahnya tindak kekerasan hingga pembunuhan yang terjadi di Aceh, padahal di Aceh berlaku Syariat Islam. Kamarruzzaman Bustamam Ahmad dalam salah satu artikelnya menyimpulkan bahwa kasus bunuh diri di kalangan mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: Lingkungan pertem...

Hubungan Ulama dan Umara di Tiga Kerajaan di Nagan Raya: Peran Bersama Dalam Budaya Pertanian

Sebagaimana kuatnya peranan Ulama dalam mempengaruhi kebijakan kepemimpinan dalam Kesultanan Aceh, begitu pula dengan kerajaan-kerajaan kecil lainnya di Aceh. Hampir di setiap kerajaan kecil ini mempunyai ulama sebagai penasehat dan bahkan bisa dikatakan sebagai mitra kerja para raja. Para ulama ini ada yang menyebutnya sebagai Mufti dan sebagian tempat menjuluki mereka dengan sebutan Teungku Qadhi. Tanpa terkecuali termasuk Kerajaan Seunagan, Kerajaan Seuneu‘am dan Kerajaan Beutong Benggalang berada di wilayah yang kini dikenal sebagai Kabupaten Nagan Raya. Dimana dalam perjalanan sejarahnya, di ketiga kerajaan ini, hubungan para ulama dengan para raja sangatlah kental dan terjaga. Keterlibatan ulama dalam kepemimpinan di Nagan Raya sudah mulai terjalin kuat sejak era kerajaan, kuatnya hubungan ini juga mempengaruhi kebijakan pemerintahan raja-raja di Nagan. Bahkan hubungan semacam ini sudah menjadi hubungan emosional antara guru dan murid, sebagaimana hubungan antara Raja Seunagan Te...