Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

Mewujudkan Kota Ramah Anak: Harapan tentang Banda Aceh

  Sebagai seorang orang tua dengan dua orang anak, saya sangat berharap Banda Aceh sebagai tempat tinggal menjadi kota yang ramah anak dan ideal sebagai tempat tumbuh kembang yang layak. Setiap orang tua tentu berharap anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna. Kita tentu ingin anak-anak kita sehat secara fisik dan mental, berkarakter baik, dapat mengakses pendidikan yang layak dan juga dapat tumbuh dan berkembang kemampuan dan potensinya dengan fasilitas bermain dan belajar yang baik.  Bermain adalah kata kunci bagi tiap anak. Setiap anak perlu mendapatkan hak bermain yang cukup dan layak. Bermain dapat mengembangkan berbagai kemampuan anak, mulai dari kemampuan kognitif, sensorik, motorik dan lainnya. Secara psikologis, bermain memberikan kebahagiaan pada anak. Kebahagian anak di masa kecil mempengaruhi kualitas mental dan psikologisnya saat dewasa. Untuk itu, hak bermain setiap anak wajib dipenuhi. Taman dan Arena Bermain untuk Anak Setiap warga Banda Aceh mung...

Banda Aceh Yang Berubah: Potret Sosiologis Kota Banda Aceh

Garuda Theatre, salah satu bioskop di Band Aceh tempo dulu. Foto   FOTO/roeshanny.wordpress.com. Banda Aceh dahulu, sebelum tsunami, mungkin akan menjadi kenangan nostalgia yang manis bagi warganya. Khususnya bagi mereka yang lahir, besar dan beranjak dewasa di kota ini. Dari pengalaman saya mendengarkan penuturan warganya, khususnya yang berusia lebih tua dari saya, Banda Aceh dalam ingatan mereka begitu indah.  Indahnya ingatan itu, karena Banda Aceh adalah kota yang menjadi tempat segala kisah masa kecil, remaja dan menjadi dewasa, mengambil tempat di kota ini. Saya yang lahir dan besar di kota ini, juga mengenang betapa manisnya kisah masa lalu itu. Saya coba merekam potret sosiologis kota ini di era 90’an hingga 2000’an hingga menjelang tsunami. Corak sosiologis yang tak hitam putih, bahkan saya juga coba mengangkat sisi gelap yang pernah ada di kota ini. Sebagaimana menulis sejarah, gambaran utuh harus dihadirkan. Keutuhan itu juga berupa konfigurasi sosial, patolog...

Banda Aceh Kota Tua Bersejarah, Kini Kehilangan Banyak Bangunan Bersejarah

Kota Banda Aceh adalah salah satu kota tertua yang ada di Indonesia. Berdirinya kota ini ditandai dengan awal mula kerajaan Aceh di tahun 1205 yang didirikan oleh Sultan Johan Syah.  Kota Banda Aceh selama ratusan tahun menjadi kota pelabuhan penting di Kepulauan Nusantara. Kapal-kapal dagang yang masuk ke wilayah Nusantara untuk berdagang dan membeli hasil alam berupa rempah-rempah, terlebih dulu singgah di Aceh. Tak hanya pedagang Muslim dari Arab, Turki dan Gujarat, pedagang dan penjelajah asal Eropa juga turut menyinggahi Aceh. Banda Aceh digambarkan sebagai kota pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan penting. Kota ini dibelah oleh sebuah sungai yang oleh penduduk lokal disebut dengan Kreung Aceh. Di tengah-tengah kota terdapat Istana Kerajaan yang di dalamnya mengalir sungai buatan yang dikenal dengan nama Krueng Daroy. Sungai ini dibuat mengalir melintasi istana dan bersambung alirannya dengan Kreung Aceh.  Ketika Aceh takluk oleh kolonial Belanda di tahun ...

Perang, Uang, Mentalitas dan Daya Tahan Suatu Bangsa

Reruntuhan bangunan kuno Persepolis, Iran yang jadi peninggalan sejarah kejayaan Iran masa lampau. Seorang teman berkata bahwa: strategi terbaik adalah dengan menjadi sangat kuat. Kata-kata itu terdengar sangat rasional, namun seakan menjadi pembunuh semangat dan penyubur pesimisme bagi mereka yang tak punya apa-apa selain nyali dan semangat yang berapi-api.  Bahwa perang bukan soal siapa paling besar nyali dan siapa paling berani. Perang yang kini tidak lagi mengandalkan kekuatan fisik, tapi soal sekuat dan secanggih apa alat dan mesin tempur yang digunakan. Sekali bom, ribuan orang bisa mati. Semangat saja tak akan mampu menjebol garis pertahanan lawan yang berlapis.  Kini, sebelum terjun ke medan tempur, kemenangan setidaknya bisa diprediksi secara statistik dan matematis. Berapa jumlah angkatan tempur, jumlah alutsista dan sejauh mana kesiapan membiayai perang yang memakan banyak anggaran. Namun soal mentalitas; keberanian dan kemampuan untuk tetap bertempur habis-habisan ...