Korea, istilah bagi para perintis yang memulai karir dari bawah, harus berhadapan dengan anak-anak pembesar untuk berebut tempat dalam sirkulasi elit di kancah politik Indonesia Ja gat media sosial sempat dihebohkan dengan istilah “Korea” yang dipopulerkan oleh politisi senior PDI-P, Bambang Pacul. Korea bisa diartikan sebagai sosok yang memulai dan merintis karir politik dari bawah hingga sukses menjadi tokoh politik yang diperhitungkan. Bambang Pacul melahirkan istilah Korea bercermin dari kisah hidupnya sendiri. Ia sebagai “ wong cilik ” memulai karir politik dari level paling bawah. Dulu hidupnya susah, sering tak punya uang. Saya dulu mendengar bahwa Bambang Pacul tiap pagi naik kereta ke kantor PDI-P. Disana ia baca semua koran dan majalah. Lalu dia membuat semacam laporan atau resume dan analisis tentang perkembangan politik aktual. Megawati, Ketua PDI-P, yang tak sempat membaca semua berita politik di media massa, merasa senang disuguhkan dengan rangkuman yang ditulis Bambang. ...
Foto: Kumparan.com Beberapa waktu yang lalu saat sepeda motor mengalami kendala, saya memesan gojek untuk mengunjungi salah satu warung kopi di kawasan Lampineung, Banda Aceh. Dalam perjalanan, saya menyapa tukang gojek tersebut, kami pun memulai percakapan. "Abang berapa dapat tiap hari dari narik gojek? Apa ada dapat 100 ribu sehari?" "Lebih bang. Rata-rata 200 ribu tiap hari. Tapi itulah, harus konsisten. Harus kerja sampe 12 jam sehari," jawabnya. Saya bertanya lagi, "sudah menikah bang? "Belum," jawabnya. Lumayan juga bisa menghasilkan kisaran pendapatan hingga enam juta per bulan untuk seorang lajang yang belum berkeluarga, pikir saya. Dari segi pendapatan, bekerja sebagai pengemudi ojek online terbilang cukup menjanjikan. Pendapatan dari gojek ini besarannya sekitar dua kali lipat gaji pegawai honorer di instansi pemerintah. Tapi di sisi jam kerja, pekerjaan ini menyita waktu yang besar pula, juga menguras banyak energi. Apalagi di tengah cu...