Langsung ke konten utama

Posisi Perempuan dalam Kasus Komersialisasi Asmara dan Industri Asusila di Banda Aceh

  Ilmuwan sosial dan akademisi kenamaan Aceh, Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (KBA), dalam tulisan di laman pribadinya mengangkat tentang kasus “industri asusila” (prostitusi terselubung yang sedang marak) di Banda Aceh. Ia coba menyibak fenomena tersebut sebagai sebuah masalah atau patologi sosial di masyarakat kita sebagai sebuah hal yang meresahkan. Namun ada yang luput dari amatan KBA, bahwa perempuan-perempuan itu bukan semata subjek yang memilih dengan kesadaran penuh untuk menjadi pelaku asusila. Perempuan-perempuan tersebut juga bisa kita lihat sebagai korban dari konstruksi sosial-budaya yang dibentuk oleh pergeseran budaya massa di kalangan generasi muda, yang berakar pada kapitalisme dan budaya konsumerisme. Lewat tulisan ini saya coba mengangkat sebuah fenomena relasi paling natural antara laki-laki dan perempuan yang biasanya terikat dalam hubungan asmara, namun kini muncul varian hubungan asmara baru yang bertransformasi menjadi hubungan yang cenderung artifisial, direkat...

Kebaikan di Sekitar Kita


Foto: unsplash

Di tengah dunia yang makin modern dan maju, banyak yang merasa bahwa kebaikan semakin langka. Manusia menjadi begitu rakus dan serakah. Kehidupan kita makin mengarah pada orientasi materi semata. Mungkin nilai-nilai moral dan budi pekerti menjadi semakin langka.

Dunia hari ini yang dilatarbelakangi pemikiran bercorak kapitalisme memang melihat keuntungan materi atau profit sebagai suatu tujuan yang niscaya. Hal ini seringkali mengikis rasa kemanusiaan kita yang paling asasi.

Manusia sejatinya identik dengan nilai, moral, keluhuran budi pekerti, semangat kebersamaan serta gotong-royong. Sementara dalam upaya meraih keuntungan, manusia seringkali menghalalkan segala cara. Kerakusan dan ketamakan menjadi sifat yang bukan saja dituruti, malah dianggap wajar.

Kerakusan dan ketamakan yang mewabah itu mungkin bisa kita lihat dari perilaku sekelompok kecil orang-orang yang menguasai struktur politik dan ekonomi masyarakat, mereka disebut elit.

Perilaku elit di dalam politik dan birokrasi dapat kita lihat dari mewabahnya korupsi. Sementara elit yang menguasai sumberdaya ekonomi dan punya akumulasi kapital (modal) yang besar, bersekongkol dengan elit politik dan birokrat untuk menguasai sumberdaya alam seperti tambang, konsesi hutan dan yang lainnya melalui kebijakan yang menguntungkan kepentingan mereka, agar mereka makin tambah kaya dan berkuasa.

Banyak sekali contoh perbuatan dan perilaku buruk yang hari ini semakin marak, namun bukan berarti kebaikan telah mati. Kita masih bisa menemukannya di sekitar kita.

***

Saya ingin sedikit bercerita tentang kebaikan yang kerap kita temui saban hari. Beberapa kali motor saya pernah mati kehabisan bensin di jalan. Saya mendorong motor dengan tujuan mencari kios yang menjual bensin eceran. Hanya berselang beberapa menit, saya didatangi pengemudi motor lain yang menawarkan mendorong motor saya dengan kaki menuju kios penjual bensin eceran terdekat. Saya selalu mengucapkan terima kasih dan pengemudi motor yang membantu saya kerap membalas dengan senyuman ramah.

Saya juga sesekali kehabisan uang receh untuk membayar parkir motor. Saya meminta maaf kepada tukang parkir dan meminta izin untuk pergi tanpa membayar. Kebanyakan tukang parkir yang saya temui memaklumi untuk tidak dibayar. Mereka tetap tersenyum manis meski pengendara tak punya uang receh, tanpa terlihat kesan marah atau jengkel.

Di beberapa warung kopi tradisional yang pernah saya singgahi, saya seringkali melihat pelayan memaklumi bayaran pelanggan yang kurang seribu atau dua ribu rupiah dari jumlah bill pesanan.

Di pasar tradisional, tawar-menawar harga menjadi hal yang biasa. Sang penjual dengan tanpa keberatan, mengiyakan barang dagangannya dibayar lebih murah. Bagi mereka, tak ada salahnya mengurangi harga asal barang dagangannya tetap laku.

Dari pengalaman sehari-hari, saya melihat kebaikan masih ada di sekitar kita, khususnya di tengah-tengah masyarakat kebanyakan.

Perilaku masyarakat kebanyakan sama sekali tak mencerminkan keburukan itu. Masyarakat kita masih senang untuk saling membantu. Ikatan dan solidaritas sosial masih terkesan kuat. Kebaikan masih ada dimana-mana.

Masyarakat kecil seringkali hidup dengan motif dan tujuan-tujuan yang sesederhana. Mereka punya empati dan paham kesusahan orang lain, karena sesekali mereka mengalami kesusahan juga. Jadi wajar jika yang paling memaklumi kekurangan orang lain dan paling mudah untuk berbuat baik kepada sesama adalah masyarakat kecil. 

Di saat zaman menghendaki kehidupan yang individualis dan mementingkan diri sendiri, upaya kita untuk melawannya adalah dengan berbuat baik dengan siapapun di sekitar kita. Kebaikan itu akan memancing kebaikan lain. Kita akan menuai kebaikan yang kita petik. Pada akhirnya, kebaikan itu akan selalu saja ada di sekitar kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Posisi Perempuan dalam Kasus Komersialisasi Asmara dan Industri Asusila di Banda Aceh

  Ilmuwan sosial dan akademisi kenamaan Aceh, Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (KBA), dalam tulisan di laman pribadinya mengangkat tentang kasus “industri asusila” (prostitusi terselubung yang sedang marak) di Banda Aceh. Ia coba menyibak fenomena tersebut sebagai sebuah masalah atau patologi sosial di masyarakat kita sebagai sebuah hal yang meresahkan. Namun ada yang luput dari amatan KBA, bahwa perempuan-perempuan itu bukan semata subjek yang memilih dengan kesadaran penuh untuk menjadi pelaku asusila. Perempuan-perempuan tersebut juga bisa kita lihat sebagai korban dari konstruksi sosial-budaya yang dibentuk oleh pergeseran budaya massa di kalangan generasi muda, yang berakar pada kapitalisme dan budaya konsumerisme. Lewat tulisan ini saya coba mengangkat sebuah fenomena relasi paling natural antara laki-laki dan perempuan yang biasanya terikat dalam hubungan asmara, namun kini muncul varian hubungan asmara baru yang bertransformasi menjadi hubungan yang cenderung artifisial, direkat...

Tentang Nelayan Membuang Ikan 3 Ton di Lampulo dan Potensi Industri Pengolahan Ikan

Nelayan membuang 3 ton hasil tangkapannya di Lampulo, Kamis, (2/5) karena hasil tangkapan nelayan kali ini membludak. Mengakibatkan harga ikan di pasar anjlok. Mereka terpaksa membuang karena jika dijual, mereka tetap rugi, sementara kondisi ikan mulai membusuk.  Kejadian ini sangat disayangkan mengingat potensi laut kita yang cukup besar. Jumlah tangkapan ikan di musim tertentu bisa membludak. Jika stok membludak, harga ikan bisa menurun drastis. Sementara jumlah ikan yang mampu ditampung di cold storage terbatas. Katanya, sejumlah cold storage yang pernah dibangun untuk menampung hasil tangkapan ikan di Aceh, tinggal 46 persen yang masih berfungsi. Sisanya sudah tidak bisa digunakan lagi.  Keadaan ini patut disesali. Pertama, pemerintah yang telah membangun infrastruktur cold storage untuk menampung ikan, sebagiannya rusak tak dapat digunakan lagi. Tentu ini masuk kategori pemborosan anggaran yang merugikan kita semua.  Kedua, sistem supply chain atau rantai dagang peri...

Habaib, Abu Hasan Krueng Kalee dan Abon Seulimeum: Cerita Hubungan Habib dan Ulama di Aceh

Generasi Banda Aceh tahun 70-80an banyak yang masih ingat dengan Habib Ulee Kareng yang dikenal sebagai wali majzub/jazab di Ulee Kareng. Berdasarkan cerita Abu Din Lam Ateuk, beliau selalu naik sepeda ontel dan mendawamkan zikir Hu Hu Hu di dalam batin beliau (bukan dengan suara lisan). Nama beliau Habib Abubakar bin Hasan Assegaf. Beliau adalah paman dari sebelah ibu Habib Abdul Haris Alaydrus. Habib Abubakar punya saudara bernama Habib Ja'far bin Hasan Assegaf, yang berguru kepada Abu Hasan Krueng Kalee, ulama kharismatik Aceh yang berthariqah Haddadiyah, nisbah kepada Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad di Hadramaut, Yaman. Abu Hasan Krueng Kalee selain mengajar di Dayah Siem (wilayah XXVI Mukim Sagi Aceh Darussalam), juga mengajar di Gampong Keudah. Lokasi yang berdekatan dengan perkampungan Habaib di Peulanggahan, Gampong Jawa dan Merduati. Di era 2000'an pengajian di Gampong Jawa dipimpin oleh Almarhum Abon Seulimum, anak Abu Abdul Wahab Seulimum (yg akan saya ceritakan be...