Korea, istilah bagi para perintis yang memulai karir dari bawah, harus berhadapan dengan anak-anak pembesar untuk berebut tempat dalam sirkulasi elit di kancah politik Indonesia Ja gat media sosial sempat dihebohkan dengan istilah “Korea” yang dipopulerkan oleh politisi senior PDI-P, Bambang Pacul. Korea bisa diartikan sebagai sosok yang memulai dan merintis karir politik dari bawah hingga sukses menjadi tokoh politik yang diperhitungkan. Bambang Pacul melahirkan istilah Korea bercermin dari kisah hidupnya sendiri. Ia sebagai “ wong cilik ” memulai karir politik dari level paling bawah. Dulu hidupnya susah, sering tak punya uang. Saya dulu mendengar bahwa Bambang Pacul tiap pagi naik kereta ke kantor PDI-P. Disana ia baca semua koran dan majalah. Lalu dia membuat semacam laporan atau resume dan analisis tentang perkembangan politik aktual. Megawati, Ketua PDI-P, yang tak sempat membaca semua berita politik di media massa, merasa senang disuguhkan dengan rangkuman yang ditulis Bambang. ...
Manusia adalah makhluk intuitif yang mampu memaknai dan merespon banyak hal secara tak terduga.
Pernahkah kamu merasakan waktu begitu cepat berlalu ketika duduk semeja dengan wanita cantik idamanmu? Ya, saat itu satu jam rasanya sangat sebentar. Pernyataan ini diungkapkan oleh Einstein sebagai basis argumennya terhadap relativitas waktu. Persepsi kita terhadap waktu bisa sama sekali berubah.
Pengalaman kita seringkali mengubah persepsi kita tentang waktu. Pengetahuan kita juga kerap mengubah persepsi kita tentang keadaan. Visi juga berpotensi mengubah segalanya.
Di tempat yang secara statistik dihuni oleh orang-orang yang rata-rata miskin dengan fasilitas publik yang terbatas dan lingkungan yang buruk seperti perkampungan kumuh di Brazil sana, lahir pemain bola semisal Ronaldo dan Ronaldinho yang mampu mengguncang dunia. Mereka tak larut dengan kondisi dan lingkungannya.
Mereka punya mimpi. Mimpi itu mampu membuat mereka mengubah keadaan, bukan keadaan yang mengubah mereka.
Kita bisa bayangkan bagaimana kehidupan perkampungan kumuh di Brazil. Rasanya untuk tumbuh dewasa secara normal saja sulit. Tapi Ronaldo dan Ronaldinho mampu menjadi pemain terbaik dunia, mengalahkan mereka yang dididik di sekolah sepakbola terbaik di London atau Amsterdam dengan standar kehidupan negara maju.
Artinya apa? Sesuatu yang ada di dalam diri manusia mampu memberikan kita kemampuan untuk mengatasi rintangan eksternal yang datang dari luar, lingkungan contohnya.
Banyak anak-anak orang miskin yang termotivasi untuk sukses dan akhirnya berhasil. Sementara banyak anak-anak orang kaya, dengan fasilitas dari orangtua, diberikan modal usaha, tapi kalah saing dengan yang hanya bermodal nekat dan semangat.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Apa sebenarnya rahasia dalam diri manusia yang mampu membuatnya mewujudkan sesuatu? Saya menyebutnya sebagai respon intuitif.
***
Respon intuitif adalah kemampuan manusia dalam merespon tantangan dunia eksternal atau lingkungan yang melampaui sebatas respon instingtif.
Persepsi tentang realitas yang merupakan kesan yang kita maknai di dalam pikiran, bersumber dari pengalaman internal terhadap dunia eksternal yang awalnya direspon secara instingtif.
Pada tahap ini seperti melempar anjing dengan batu. Di kesempatan kedua, ketika melihat seseorang memegang batu, anjing akan berlari karena dorongan insting.
Dari pengalaman yang instingtif tadi, manusia mampu mengolah data dari pengalaman dengan intuisi kognitif yang distimulasi oleh pengetahuan. Pengetahuan yang intuitif merespon pengalaman, sehingga lahirlah interpretasi terhadap realitas yang beragam.
Dari sini, lahir kesimpulan-kesimpulan yang mengarah pada respon kreatif dan imajinatif sebagai hasil dari interpretasi realitas. Jadi dengan demikian, respon manusia tidak akan sama seperti anjing yang dilempari batu.
Melalui respon intuitif, Plato menyusun dan menulis konsep ethics sebagai respon terhadap kebiadaban warga Athena dan menulis pembelaan atas tewasnya Socrates. Sidharta Gautama bersemedi di bawah pohon Bodhi. Marthin Luther menginisiasi munculnya protestan sebagai respon terhadap tirani gereja Roma. Leonardo da Vinci melukis. Michaelangelo memahat patung. Gandhi mengenakan kain putih yang tidak dijahit. Bob Dylan memekikkan melodi blues dari gitarnya. John Lennon mengkampayekan perdamaian dengan lagu Imagine. Bob Marley menghisap ganja sambil menyanyikan lagu reggae yang sarat nilai religiusitas dan perjuangan. Maradona menggocek bola di lapangan. Iwan Fals menyanyikan lagu Umar Bakrie. Eiichiro Oda menulis One Piece.
Semua hasil karya mereka adalah respon intuitif dari proses kognisi yang coba menginterpretasi dunia, mereka meresponnya dengan beragam cara.
Respon intuitif mampu mengubah persepsi segala sesuatu menjadi sama sekali berbeda bagi setiap orang, dan setiap orang juga punya cara yang beragam dalam menanggapinya.
Tak jarang lahir tekad dan semangat yang kuat, lahir kreatifitas untuk menghasilkan karya, juga muncul imajinasi untuk mewujudkan sesuatu dalam pikirannya yang sama sekali tak pernah terduga, semuanya adalah bentuk respon intuitif yang hanya spesial dimiliki manusia.
Komentar
Posting Komentar