Dengan pendapatan rata-rata masyarakat yang terbilang rendah, mahar telah menjadi momok bagi tiap anak muda di Aceh. Banyak yang menunda waktu pernikahan. Dengan kondisi kesejahteraan Aceh yang belum teratasi dengan baik, turut memberikan efek domino dalam kehidupan sosial-budaya di Aceh hari ini. Sebagian terpaksa masuk dalam jejaring bisnis kriminal. Budaya yang makin materialistis telah menyebabkan krisis sosial di Aceh. Muhammad tampak sedang menyaring kopi dengan sigap. Ia berdiri berjam-jam menyaring kopi, memainkan saringan kopi di tangan kanan dan wadah terbuat dari alumunium di tangan kiri. Muhammad tampak cukup lihai menjalankan kerjanya. Meski bekerja sebagai penyaring kopi di salah satu warung kopi tradisional di kota Banda Aceh, ia selalu tampak berpakaian necis dengan rambutnya yang basah mengkilap dan tersisir rapi. Usia Muhammad masih terbilang muda. Tahun ini ia akan segera memasuki usianya yang ke 25 tahun. Ia masih seorang lajang. Baginya, perlu menabung selama ...
Ilmuwan sosial dan akademisi kenamaan Aceh, Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad (KBA), dalam tulisan di laman pribadinya mengangkat tentang kasus “industri asusila” (prostitusi terselubung yang sedang marak) di Banda Aceh. Ia coba menyibak fenomena tersebut sebagai sebuah masalah atau patologi sosial di masyarakat kita sebagai sebuah hal yang meresahkan. Namun ada yang luput dari amatan KBA, bahwa perempuan-perempuan itu bukan semata subjek yang memilih dengan kesadaran penuh untuk menjadi pelaku asusila. Perempuan-perempuan tersebut juga bisa kita lihat sebagai korban dari konstruksi sosial-budaya yang dibentuk oleh pergeseran budaya massa di kalangan generasi muda, yang berakar pada kapitalisme dan budaya konsumerisme. Lewat tulisan ini saya coba mengangkat sebuah fenomena relasi paling natural antara laki-laki dan perempuan yang biasanya terikat dalam hubungan asmara, namun kini muncul varian hubungan asmara baru yang bertransformasi menjadi hubungan yang cenderung artifisial, direkat...